Sunday, October 3, 2010

Anak-anak


03:57 WIB
Monday, September 6th ‘10th

Sejak Ramadhan datang hingga menginjak usia ke-27 sekarang ini, suara letusan petasan yang mengejutkan dan membuyarkan ketenangan terdengar hampir di seluruh antero Binjai Manis. Ya, anak-anak itu yang memainkannya. Heran juga sih! Permainan berbahaya seperti itu justru menimbulkan kegirangan pada diri mereka. Selalu ada tawa riang atau sekedar senyuman tipis di bibir setelah suara ledakan yang menggelegar. Tidak peduli siang atau malam, selalu ada saja yang memainkan petasan atau kembang api. Tidak peduli dengan bahaya yang bisa mengancam mereka, seperti percikan apinya atau wajah mereka akan terluka ketika tanpa sengaja benda-benda terlarang itu meledak di wajahnya. Juga tidak peduli apakah ada yang terganggu dengan suara bisingnya. Ya, itulah anak-anak.
Sampai disini, jadi ingin kembali menyusut, menjelma menjadi salah satu dari mereka. Bisa tertawa sepuasnya, bermain dengan asyiknya, bercanda, bertengkar, merengek, dan seabrek kesenangan lainnya. Benar! Mereka melakukan itu semua tanpa ditindih oleh beban-beban hidup. Mereka tidak perlu mengkhawatirkan salah atau tidaknya perbuatan mereka. Karena toh akhirnya, orangtualah yang harus bertanggungjawab jika yang mereka lakukan adalah salah. Tidak peduli orang berkata apa, yang penting mereka ada bersama kesenangan.
Tapi, aku sedang berdiri di hadapan sang kenyataan. Mau tidak mau, aku harus menjalani fase-fase ini. Tidak bisa hanya sebatas numpang lewat saja. Janin-bayi-anak2-remaja-dewasa-tua. Sekarang aku adalah remaja yang sedang menuju kedewasaan. Bermain adalah kata yang tidak cocok denganku. Kesenangan adalah hal yang sulit kudapatkan sekarang. Padahal, belum sepenuhnya kurasakan nikmatnya menjadi anak-anak. Karena yang kulakukan di waktu kecil adalah hal-hal yang membuatku jadi seperti ini sekarang. Makanya aku benci membicarakan masa lalu. Aku lebih suka membicarakan tentang masa depan. Karena disanalah harapanku bertumpu.
Nikmatilah masa indah kalian, anak-anak! Semoga nasib kalian di masa depan jauh lebih baik daripada aku.

Arema : Semoga…

No comments:

Post a Comment