Sunday, October 3, 2010
Ceramah
00:15 WIB
Monday, July 19th ‘10th
Di lembaran sebelumnya, aku cuma menggoreskan sedikit tinta untuk membahas SNMPTN, atau lebih tepatnya menuliskan hasil SNMPTN. Kenapa sedikit sekali? Selain karena aku sudah diserang rasa kantuk saat itu, aku juga tidak ingin membahas hasil yang mengecewakan itu secara mendetail. Aneh! Padahal aku sebenarnya tidak terlalu berharap untuk kuliah di Medan pada awalnya. Ya, aku bahkan sudah sesumbar bahwa UNA sudah menjadi pilihan utamaku. Dan SNMPTN hanyalah keinginan dari sebagian orang yang mendukungku untuk sekedar mencari pengalaman. Dan itu hanya menjadi pilihan kedua-ku. Tapi, ketika aku menghadapi kenyataan bahwa USU maupun UNIMED tidak mau menerimaku, kenapa rasanya seperti ini? Kecewa dan sedikit putus asa. Merasa rendah diri dan pesimis. Serta malu dengan orang yang sempat mengira aku akan lulus. Tapi, aku ingat prinsip seseorang di “The Biggest Loser”. Dia bilang, “Aku tau aku tak akan bisa melakukannya, tapi aku akan membuat orang lain berkata : aku tidak percaya kalau dia gagal.”. Jadi, ini ya rasanya gagal. Walaupun sebelumnya kegagalan ini tidak pernah menarik perhatianku, entah kenapa tiba-tiba aku jadi menyesal karena gagal. Di saat seperti inilah biasanya aku memikirkan hal-hal positif dalam hidup yang sudah ku schedule-kan ke depan.
Malam ini baru saja aku pulang dari acara Peringatan Isra’ Mi’raj di blok 4. Seperti biasa, selalu mengantuk saat ustadz mulai berceramah. Tapi, ada sindiran sang ustadz yang membuat rasa kantukku hilang seketika. Dia bicara soal binan. Dia bilang bahwa salah satu tanda kiamat adalah adanya laki-laki yang bersifat layaknya perempuan, dan perempuan yang bersifat seperti laki-laki. Nah, ini yang membuat hati sedikit nyut-nyutan. Itu berarti, aku adalah orang yang akan menghancurkan dunia? Secara, aku laki-laki feminim. Dunia mendekati detik-detik kehancuran ketika orang sepertiku dilahirkan? Kurang ajar! Aku tidak bisa terima! Aku sudah bosan dengan setiap mata yang selalu memandang ke arahku jika membicarakan masalah itu. Aku sudah bosan dengan setiap orang yang selalu meremehkan orang-orang sepertiku. Hallo dunia normal! Kalian tak mengerti apa-apa tentang penderitaan. Kalian tak sedikitpun tau tentang siksaan batin. Kalian yang punya kehidupan normal, selalu mencapai segalanya tanpa cemoohan, tidak mungkin bisa mengerti orang sepertiku. Bisakah setidaknya kalian menghargai orang-orang seperti kami? Cukup dengan tanpa rasa jijik kalian bergabung dengan kami. Cukup dengan sebuah ikatan yang bisa kalian jalin dengan orang normal. Itu saja yang kami butuhkan. Satu lagi! Stop penghinaan-penghinaan yang acap kali kalian lemparkan kepada kami! Bicara soal hubungan semua ini dengan akhir dunia, bukankah semua kejadian yang terjadi di dunia sudah ditentukan garisnya oleh Allah? Begitu juga dengan akhir dunia yang kita kenal dengan sebutan kiamat. Jika Allah telah memutuskan untuk menjatuhkan tanda-tanda kedatangan kiamat, tidak bisakah kau menerimanya? Haruskah kita membenci tanda-tanda itu? Kalau kita membencinya, berarti kita juga membenci pengirimnya, Allah swt. Seharusnya, pikirkan tentang cara memperbanyak amal. Bukannya malah mati-matian mencoba memusuhi tanda-tandanya. Harusnya ustadz itu yang paling mengerti. Aku juga tak tau, apakah aku bisa terima begitu saja jika memang Allah menciptakan aku hanya untuk masalah itu. Yah, aku hanya seorang hamba lemah tak berdaya. Soal ustadz itu, aku sangat tidak menyukainya. Karena dalam ceramahnya, dia menggunakan kata kotor yang siapapun pasti menganggap itu tidak cocok diucapkan seorang ustadz dengan alasan apapun. (kata apa?). Kau yakin mau mendengarnya? Baiklah! Dia bilang “KIMAK!”. Setauku, itu artinya Ms V wanita. Kalau kau bilang kata itu cocok untuk diucapkannya, diberi racun apa kau sehingga otakmu mati?
Arema : Ish!!!_Ustadz_yang_menjijikkan!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment