Sunday, October 3, 2010
Gagak dan Kematian
07:53 WIB
Friday, July 23rd ‘10th
Baiklah! Aku benar-benar merinding sekarang. (kenapa?). Lucu kau bertanya. Mendengar kabar kematian yang dibawa oleh gagak kemarin, apa kau masih bertanya? Aku terkejut akhirnya sang gagak membuktikan apa yang kubilang takhayul kemarin. Singkatnya, aku jelas ingin mengatakan bahwa gagak dan kematian punya hubungan yang erat. Gagak memang burung pembawa pesan kematian. Setiap dia berkoak, pasti akan ada yang mati. Sulit kupercaya aku sekarang percaya kepada hal yang semula kuanggap konyol.
Malam tadi, Ambulance berteriak menghancurkan keheningan malam. Pertanda ada yang terluka atau bahkan meninggal. Kami sekeluarga pun keluar dan melihat. Ternyata Ambulance itu berjalan ke arah PrumNas. Dan tidak lama kemudian terdengar kabar bahwa seorang lelaki bernama Riva’i yang tinggal di daerah PrumNas telah meninggal dunia karena kecelakaan. Ternyata perkiraan kami salah. Kami kira yang meninggal adalah orang yang kemarin mencoba bunuh diri dengan cara membakar diri. Ternyata, orang lain yang tidak disangka-sangka. Bapak Riva’i cukup dikenal di Binjai Manis ini. Tidak heran kalau sejak jenazahnya diantar tadi malam sampai pagi ini banyak orang yang berseliweran untuk melayat. Ah, aku selalu takut jika bicara tentang kematian. Lalu, benarkah gagak akan mencipta kematian? Maksudku bisakah kau berikan hubungan yang masuk akal? Seperti misalnya, ketika mendengar suara gagak maka gendang telinga akan bergetar dengan frekuensi yang tidak biasa. Kemudian getaran itu sampai ke otak dan menyebabkan kerja otak terganggu. Lalu tanpa sengaja otak mematikan fungsinya. Misalnya seperti itu. Ah, mustahil! Ayolah, Arief! Jangan percaya pada takhayul!
Arema : Meskipun_sudah_terbukti?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment