Monday, September 27, 2010

Hal yang Menyenangkan


05:44 WIB
Friday, June 18th ‘10th


Pagi semua! Siang nanti aku akan kembali ke Kisaran. Sebenarnya aku masih ingin tinggal lebih lama, tapi sepertinya kondisiku tidak mengizinkan. Aku bicara soal uang yang masih tinggal dalam dompetku. Sudah ada banyak hal yang terjadi sejak aku tinggal di Metropolitan ini, walaupun masih ada hal yang belum terwujud. Tapi, kemarin banyak sekali hal yang membuatku senang walaupun diserang oleh kelelahan yang jalang.
Kemarin, ujian SNMPTN telah selesai dilaksanakan. Hanya tinggal terus berharap sampai hasilnya diumumkan. Aku heran dan kebingungan melihat beratus orang berkumpul di salah satu tempat di USU (entah apa namanya). Samar-samar kudengar mereka membicarakan tentang laporan. Kukira seluruh peserta SNMPTN harus membuat laporan bahwa mereka telah selesai mengikuti SNMPTN. Jadi, aku menyisip di tengah kerumunan itu. Sampai akhirnya, kudengar beberapa orang mengatakan tentang kelulusan. Ah, ini pasti kerumunan peserta yang lulus UMB, bukan SNMPTN. Jadi, aku memutuskan untuk pulang.
Dalam perjalanan menuju pemberhentian angkutan umum, aku berkenalan dengan seseorang yang asing di mataku. Kami membicarakan masalah SNMPTN. Selanjutnya berusaha untuk mengenal satu sama lain. Aku rasa dia keturunan bule, sebab wajahnya memang rada-rada westman gitu. Nada bicaranya juga masih terdengar kaku melafalkan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Hasil dari pembicaraan kami adalah aku tau bahwa dia tinggal di Teluk Dalam. Aku tak atu dimana itu, tapi katanya dia tinggal di daerah wisata pantai yang sering diadakan perlombaan selancar di sana. Makanya sering ada turis yang datang ke sana. Untuk sampai di Medan butuh kurang lebih 2 jam di kapal dan sekitar 7 jam di bus. Jauh, ya!!
Siangnya, aku dan dua temanku berjalan-jalan mengelilingi Medan dan berhenti di Carrefour dan Medan Plaza. Kaki memang lelah, tapi karena itu aku bisa mewujudkan impianku yang lain, yaitu naik lift. Oh… senangnya…(kampungan!). Biar saja, yang penting aku senang. Setelah itu, kami ditarik oleh mbak-mbak untuk mencoba produk mereka berupa krim pemutih kulit. Hei, gila! Tangannya meraba-raba tangan dan wajahku hanya untuk mengoleskan krim pemutih itu. Sampai bagian dadaku pun disentuhnya. Apa-apaan mbak ini, pikirku. Bermaksud membuatku horny? Tapi jujur, ada sedikit rasa “ah” sewaktu mbak itu mengoleskan krim ke wajahku. Sampai sini langsung bersyukur, berarti aku masih normal. Tapi anehnya aku pasrah saja dengan perlakuan mereka. Ah, biarlah! Toh akhirnya aku tau bahwa mereka hanya berusaha untuk membuat produk mereka laku. Tapi, aku tidak berminat sama sekali untuk membelinya. Di Medan Plaza, kami nonton Red Cobex di bioskop bersama satu tambahan teman wanita beserta kakaknya. Kulihat ke belakan tempat dudukku para pasangan kekasih saling berpegangan tangan atau tidur di bahu pasangannya sambil menikmati film humoris itu. Aku jadi iri. Sampai situ, langsung membayangkan pacar yang jauh. Seandainya ada dia di sampingku dan dia memeluk tanganku erat, menyandarkan kepalanya di atas bahuku, atau sesekali mengusapkan noda cemilan di mulutku. Tapi aku hanya bisa mengkhayal, karena nyatanya dia tidak ada disini sekarang. Ah, sudahlah…

Arema : Pokoknya_hari_ini_lumayan_menyenangkan!!!!

No comments:

Post a Comment