Monday, September 27, 2010

Seharusnya Aku Tidak Pergi


23:05 WIB
Tuesday, July 13th ‘10th



Seharusnya kesana malam ini. Seharusnya aku tidak pergi untuk latihan nasyid ke rumah Bang Shu. Entah kenapa aku tetap nekad untuk pergi. Padahal banyak pertanda yang berusaha menghalang-halangi. Tapi aku tidak mempedulikan mereka yang seolah berkata “jangan pergi, Arief!”. Contohnya, aku tidak diberi kabar bahwa malam ini latihan nasyid. Seharusnya aku tidak pergi karena dari hal di atas kita tau bahwa mereka seakan tak membutuhkan aku. Linda juga bilang supaya aku tidak pergi kesana, supaya mereka tidak terlalu meremehkan aku. Lalu, seharusnya aku tidak pergi karena aku mengira Bang Shu pasti marah dengan sikapku kemarin malam. Dan ternyata benar, dia marah gara-gara kemarin aku menolak perintahnya untuk menagih uang uang yang sudah lama disimpan oleh mantan bendahara Perisai. Dia pikir siapa dia berani memerintahku lagi? Lagipula, uang itu adalah urusan remaja di zaman mereka, kenapa masalah seperti itu dilimpahkan kepadaku? Maaf, Shu! Aku bukan orang bodoh yang bisa kau peralat lagi. Terserah saja jika dia marah dan tak punya niat untuk bicara padaku lagi. Itu masalahnya. Begitu juga denganmu, Lam. Aku tak akan pernah mau bicara padamu sebelum kau ucapkan kata maaf kepadaku. Bukan egois, kawan! Bukan juga kekanak-kanakan. Aku Cuma mau melihat seperti apa orang dewasa sesumbar menyelesaikan masalahnya.
Seharusnya aku tidak pergi karena kau tanpa sengaja merusakkan lubang kunci sepeda motor temanku disana. Tapi, aku yakin bukan aku yang pertama kali merusakkannya. Awalnya, memang aku punya niat jahil untuk menyembunyikan kuncinya. Eh, malah kunci sekaligus lubangnya terlepas dari sepeda motor ketika kutarik. Untung saja banyak yang membelaku, sehingga aku tidak disalahkan walaupun dia langsung marah besar. Tapi, kelihatannya Bang Shu senang melihatku ketakutan.
Seharusnya aku tidak pergi karena entah mengapa aku menjadi terganggu dengan perselisihan ini. Tentang mereka yang tidak mau menanyaiku. Sewaktu hanya Bang Lam yang tidak berkomunikasi denganku, tak ada sedikitpun rasa tidak enak. Tapi sewaktu Bang Shu ikut-ikutan, entah kenapa aku merasa tidak enak. Itu sebabnya aku tidak banyak bicara disana. Seharusnya ada Linda disana. Supaya aku bebas berbicara padanya. Tapi, jangan kira aku akan kalah dengan sikap mereka. Tunggu saja tanggal mainnya!
Tapi, gara-gara masalah ini, aku jadi tidak bersemangat dengan Perisai. Aku ingin keluar dari Perisai, juga dari grup nasyidnya. Tapi, apa yang akan mereka pikirkan? Mereka pasti akan menganggapku pengecut. Dan aku tidak bisa menerimanya. Belum lagi soal Linda yang akan kehilangan teman ngambek. Tapi, bagaimana kalau kami keluar bersama-sama? Ah, nanti sajalah memutuskannya…
Oh ya, sekarang aku sudah punya “Glary” dia adalah tabungan plastic berbentuk gembok berwarna hitam. Semoga dia bisa membantuku berhemat.

Arema : Aku_akan_membuat_mereka_menyesal_memusuhiku!!!

No comments:

Post a Comment