Monday, September 27, 2010

Panas Membara


00:07 WIB
Wednesday, June 23rd ‘10th


Tadi, di pengajian benar-benar kurasakan hawa panas. Bukan tentang cuaca malam ini, tapi soal suasana di dalam sana. Perdebatan serius yang terasa membakar seluruh arena pengajian membuatku tidak betah. Wakilku pembawaannya marah saja malam ini. Belum lagi soal lawan debatnya yang baru putus dengan pacarnya. Ah, aku memang tak bisa berkata apa-apa jika bicara tentang cinta yang seperti itu. Hati-hati! Bulan Juni ini adalah bulan yang sial untuk masalah percintaan. Banyak yang putus hubungan dengan pacarnya.opiniku ini ternyata didukung oleh banyak orang. Tapi sebenarnya ini cuma masalah sikap saja. Menurutku, orang yang memutuskan hubungan cinta yang sudah susah payah dibangunnya adalah orang yang belum cukup dewasa. Masih dalam tahap monyet bercinta. Putus-nyambung putus-nyambung terus. Semestinya mereka mencontoh orang setia yang tetap mempertahankan cintanya tanpa hambatan apa-apa, seperti aku. Ah, sudahlah! Kembali ke suasana panas membara tadi.
Untuk meredam suasana itu aku terpaksa turun mulut juga. Aku membocorkan sifat-sifatku yang belum diketahui oleh mereka. Aku beritahu anggotaku bahwa aku adalah tipe orang yang pantang dipancing dengan tawa (karena tadi aku sempat cekikikan sendiri). Tapi sungguh, jika dalam keadaan serius ada yang membuatku tertawa sedikit saja, maka aku akan menganggap semua hal yang terjadi saat itu adalah humor. Jadinya suka cekikikan sendiri. Belum lagi jika sudah terbayang kejadian-kejadian lucu yang pernah kualami di masa lalu. Benar, sifat itulah yang belum bisa kuhilangkan. Membuatku sering membuat orang kesal.
Aku juga memberitahu mereka bahwa aku adalah orang yang takut marah kepada orang yang aku anggap teman dengan alasan trauma. Harapannya, agar mereka bisa sadar diri tanpa harus dimarahi. Sungguh! Aku paling tidak bisa melihat temanku sakit hati gara-gara aku marah kepada mereka. Aku tidak mau seorang teman pun pergi menjauhiku. Karena mereka benar-benar berharga bagiku. Tapi itu bertentangan dengan tuntutan seorang ketua yang harus tegas menyikapi sesuatu walaupun beresiko akan menyakiti hati orang. Aku merasa bodoh karena mau saja dipilih sebagai ketua, dulu. Tapi sudahlah, yang terjadi biarlah terjadi…
Sebenarnya masih ada yang ingin kubicarakan, tapi aku benar- benar mengantuk…

Arema : Hari_ini_kerja_lagi_setelah_satu_minggu_cuti.

No comments:

Post a Comment