Monday, September 27, 2010
Tempat Curhat
23:42 WIB
Wednesday, June 30th ‘10th
Akhir-akhir ini entah kenapa aku baru mulai merasa bahwa sering kali seseorang menjadikan aku sebagai tempat curahan hati bagi mereka. Menceritakan masalah yang dia tidak ingin orang lain mengetahuinya kepadaku. Begitu juga dengan malam ini. Seseorang bercerita padaku tentang takdir yang tak berpihak padanya. Jatuh dan masih tak kuasa menerima kenyataan bahwasanya Kemiliteran masih menodongkan lampu merah di hadapannya. Dia bilang aku satu-satunya teman yang sudah mengetahuinya. Baru kepadaku dia bercerita. Tapi, pertanyaan yang kini muncul adalah “kenapa aku?”. Kenapa banyak sekali orang yang melaporkan keluh kesahnya padaku? Kenapa mereka percaya kalau aku akan bisa menjaga rahasia mereka, sedangkan menurutku aku adalah tipe orang yang tidak kuat menahan keinginan untuk mengumbarkan rahasia? Atau, mereka memang ingin rahasia mereka diketahui orang lain dengan perantara mulutku? Ah, tidak mungkin! Akulah satu-satunya pemilik sifat itu. Acap kali aku menceritakan rahasiaku kepada orang yang berpeluang kecil untuk bisa menjaga rahasia. Tujuannya adalah agar orang lain bisa tau tanpa perlu aku yang mengatakannya. Tapi itu hanya untuk masalah yang menurutku akan lebih baik jika diketahui orang. Mana mungkin ada orang segila itu selain aku. Tapi, kalau dipikir-pikir mungkin juga, sih. Ah, sudahlah! Anggap saja mereka benar-benar mempercayaiku. Dan tenang bagi semua yang telah atau mau menceritakan rahasia kalian padaku! Selama kalian sebut bahwa yang kalian katakana adalah rahasia kita berdua, maka aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk menjaganya. Tapi kalau kalian tidak menyebutkan kata rahasia dalam pembicaraan kita, maaf kalau dengan mudah informasinya menyebar.
Bukan cuma sekedar pengungkapan isi hati saja, biasanya disertai permintaan saran juga. Tak jarang orang meminta saranku untuk menyelesaikan masalahnya. Hei, apa hebatnya aku? Menyelesaikan problema bukanlah bidangku. Aneh jika kubilang aku adalah pemberi solusi yang baik. Tapi mungkin mereka suka dengan kata-kataku yang sepertinya cukup menjanjikan, terutama jika diliris dalam bentuk tulisan. Ya, aku paling pintar kalau disuruh memodifikasi kata dalam bentuk tulisan. Mungkin itu yang membuat mereka yakin. Tapi tak jarang juga nasehat yang kuberikan itu berhasil lho.
Untuk hari ini, aku mulai mencoba berakrab ria kembali dengan para pembentuk Perisai itu. Akan ku coba untuk melupakan kata pemanfaatan dan permainan di dalam sana. Hanya focus untuk menghindari lemparan sifat antisosial. Berusaha untuk kembali ceria seperti dulu bersama mereka. Karena aku juga tidak menyukai ketidaksemangatan ketika bergabung dengan mereka. Apalagi mereka yang mulai menjadikan aku sebagai target kecurigaan.
Arema : Kau_adalah_tempat_curhatku!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment